BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS

Tuesday, 24 November 2009

misteri hilangnya sang wartawan

kamar itu kini gelap tertinggalkan.Beberapa foto hasil reportase tergantung setelah dikeringkan.
Tampaknya foto tersebut yang menjadi saksi terakhir pada malam sang wartawan itu hilang tanpa jejak.
sementara itu satu minggu telah berlalu.Tidak ada kepastian yang jelas tentang si wartawan.Wartawan itu hanya meninggalkan foto-foto hasil kameranya dan baju-bajunya.

Polisi masih menyelidiki misteri hilangnya sang wartawan.Tapi sampai kini belum mendapat kepastian dimana wartawan itu sekarang.
mereka masih mencari bukti-bukti yang masih tertinggal.

tiga minggu berlalu,sang wartawan tak kunjun ditemukan.Kepolisian segera menyebarkan kabar orang hilang dengan ciri-ciri membawa kameranya dan telanjang (mengingat semua bajunya ditinggalkan).
Ada beberapa ciri yang menonjol dari si wartawan.Salah satu telinganya terdapat bekas luka sepanjang 3cm.Polisi pun semakin semangat untuk mencari si wartawan karena ciri-ciri si wartawan semakin terkuak.
apalagi ada kabar terdengar kalau si wartawan merupakan salah satu aktifis di 3 lembaga masyarakat yang berada di jalur sosial.semakin banyak bantuan yang datang dari rekan-rekannya di LSM.

Mereka sekalian turut membantu polisi menyelidiki kasus ini.Setelah beberapa bulan tak menemukan hasil,akhirnya polisi menemukan sebuah info penting.Info dari bank one di tv one.
ternyata kasus ini ada kaitannya dengan capres dan cawapres.

Setelah diselidiki dengan menyewa detektif terkenal dari jepang yang bernama conan edogawa,ada satu kenyataan yang terungkap.polisi segera menyiapkan segala keperluan operasi gabungan ini.Ini adalah pertama kalinya polisi kuwalahan.Karena itulah TNI AD, TNI AL, TNI AU, dan beberapa intelegent dikerahkan.

Wartawan lain pun sibuk membuat berita hilangnya rekan mereka.Di headline news, breaking news, semua memberitakan kegagalan operasi gabungan ini.Para pakar sibuk menganalisa kemanakah sang wartawan?

Dan hingga kini pun hilangnya wartawanmasih menjadi misteri. Ia bagaikan hilang di telan bumi.Tak ada yang tau hingga kini.

IMAN KEPADA HARI AKHIR

Iman kpd hari akhir merupakan salah satu rangkaian rukun iman yaitu rukun iman yg ke-5.
Seseorang yg meyakini akan adanya hari akhir dimana manusia akan dihadapkan pada pengadilan allah,
maka seseorang itu akan berhati-hati dalam sikap dan perbuatannya karena takut akan siksa allah.
Dalam surat Al-baqarah ayat 4 dinyatakan :
“Dan mereka yg beriman kpd kitab (al-Qur’an) yg telah diturunkan kepadamu (Muhammad) dan kitab-kitab yg telah diturunkan sebelumnya serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat”.

Memahami ayat dan meyakini isi kandungannya, maka menjadi bertambah yakin kapan kiamat terjadi tidak seorangpun yg tahu bahkan Rasulullah sendiri tidak mengetahui,
sebagaimana firman Allah dalam surat Al A’raf ayat 187 :
“Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat, bilakah terjadi? Katakanlah : sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu ada di sisi tuhanku.
Tidak seorangpun yg dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain dia kiamat itu amat berat (bagi makhluk) yg di langit dan di bumi kiamat itu tidak akan datang kepadamu, melainkan dengan tiba-tiba.

Kiamat ada dua macam yaitu :
1. kiamat sughra
Kiamat Sugra ialah kiamat kecil seperti terjadinya bencana alam seperti,gempa bumi,tsunami,dll.
2. Kiamat kubro
Kiamat Kubro ialah kiamat besar yaitu hanyutnya alam semesta beserta isinya dan setelah itu manusia dikumpulkan di padang mahsyar untuk diadili atas perbuatannya semasa di dunia.

VN:D [1.6.8_931]

Monday, 23 November 2009

what do you think about grammar?


Grammar is the study or science of rules for , the combination of a words into sentences (syntax), and the form of the words (morphology). According to Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English The rules exist not just to enable us to be understood but to create a framework in which we may be clearly and quickly understood. Therefore, to facilitate understanding, we have, over time, agreed upon certain traditions of word order, syntax (sentence structure), punctuation, and all of the other elements of what we call grammar. Though grammar may be hard to master, these grammatical conventions make communication easier. They are a means to an end, and those who say that grammar doesn’t matter would deprive all of us of those means. Certainly, the usefulness of some of the finer points of grammar is debatable. We will always have quibbles about when it is proper, for example, to use who and whom. Such controversies often arise because language is dynamic – i.e., it constantly but gradually changes and will continue to do so. In modern times, words and usage have begun to change much more rapidly, partly as a result of faster and more extensive communication among diverse groups with different traditions. Grammatical conventions change too, though far more slowly than vocabulary and usage. Modern English grammar actually differs only slightly The case for proper grammar is quite similar to the case for common courtesy, which also seems to be under attack recently. Both are marks not only of refinement but of civilization. Both comprise traditions that people have agreed upon over time to make our living together a little easier.

Saturday, 21 November 2009

Keluarga sebagai media sosialisasi dalam pembentukan kepribadian

Keluarga merupakan media awal dari suatu proses sosialisasi.Begitu seorang bayi dilahirkan, ia sudah berhubungan dengan kedua orang tuanya, kakak-kakaknya, dan mungkin dengan saudara dekat lainnya.


Sebagai anggota keluarga yg baru di lahirkan, ia sangat tergantung pada perlindungan dan bantuan anggota-anggota keluarganya. Proses sosialisasi awal ini dimulai dengan proses belajar menyesuaikan diri dan mengikuti setiap apa yg diajarkan oleh orang-orang dekat sekitar lingkungan keluarganya, seperti belajar makan, berbicara, berjalan, hingga belajar bertindak dan berperilaku.

Dalam keluarga, orang tua mencurahkan perhatian untuk mendidik anaknya agar anak tersebut memperoleh dasar-dasar pola pergaulan hidup yg benar melalui penanaman disiplin sehingga membentuk kepribadian yg baik bagi si anak.

Oleh karena itu, orang tua sangat berperan untuk :
1. selalu dekat dengan anak-anaknya,
2. memberi pengawasan dan pengendalian yg wajar,sehingga jiwa anak tidak merasa tertekan,
3. mendorong agar anak dapat membedakan antara benar dan salah,baik dan buruk,pantas dan tidak pantas dan sebagainya,
4. ibu dan ayah dapat membawakan peran sebagai orang tua yg baik serta menghindarkan perbuatan dan perlakuan buruk serta keliru di hadapan anak-anaknya,dan
5. menasihati anak-anaknya jika melakukan kesalahan serta menunjukkan dan mengarahkan mereka ke jalan yg benar

Apabila terjadi suatu kondisi yg berlainan dengan hal di atas, maka anak-anak akan mengalami kekecewaan.kondisi tersebut disebabkan oleh beberapa hal antara lain:
1. orang tua kurang memperhatikan anak-anaknya,terlalu sibuk dengan kepentingan-kepentingannya,sehingga anak merasa diabaikan,hubungan anak dengan orang tua menjadi jauh,padahal anak sangat memerlukan kasih saying mereka, dan
2. Orang tua terlalu memksakan kehendak dan gagasannya kepada anak sehingga sang anak menjadi tertekan jiwanya.

Dalam lingkungan keluarga kita mengenal dua macam pola sosialisai, yaitu dengan cara represif (repressive socialization) yg mengutamakan adanya ketaatan anak pada orang tua dan cara partisipasi (participatory socialization) yg mengutamakan adanya partisipasi dari anak.

1. Sosialisasi represif (repressive socialization) antara lain:
a. menghukum perilaku yg keliru,
b. hukuman dan imbalan material
c. kepatuhan anak.

2. Sosialisasi partisipasi (participatory socialization) antara lain:
a. Otonomi anak
b. Komunikasi sebagai interaksi
c. Komunikasi verbal.

Keseluruhan sistem belajar mengajar bsebagai bentuk sosialisasi dalam keluarga bisa disebut sistem pendidikan keluarga.Sistem pendidikan keluarga dilaksanakan melalui pola asuh yaitu suatu pola untuk menjaga,merawat,dan membesarkan anak,Pola ini tentu saja tidak dimaksudkan pola mengasuh anak yg dilakukan oleh perawat atau baby sitter,seperti yg sering dilakukan oleh kalangan keluarga elit/kaya di kota-kota besar.

Pola mengasuh anak di dalam keluarga sangat dipengaruhi oleh system nilai,norma,dan adat istiadat yg berlaku pada masyarakat tempat keluarga itu tinggal. Jadi, kepribadian dan pola perilaku yg terdapat pada berbagai masyarakat suku bangsa sangat beragam coraknya.


Friday, 20 November 2009

Resensi Novel 5 cm


Ada lima sahabat yang telah menjalin persahabatan selama tujuh tahun. Mereka adalah Arial yang paling tampan, Riani sebagai satu-satunya wanita dalam kelompok itu, Zafran yang berlagak seperti seorang penyair, Ian yang paling subur badannya, dan Genta yang dianggap sebagai leader dalam kelompok itu. Mereka memiliki kegemaran yang aneh-aneh mulai dari mengunjungi kafe dari yang termahal dan yang termurah, sampai menonton layar tancap. Hingga suatu saat dikarenakan ada rasa bosan satu sama lain, mereka memutuskan untuk tidak saling bertemu dan berkomunikasi selama tiga bulan. Dimana saat itulah mereka menemukan hal-hal baru yang memperkaya hidup mereka sebelumnya. Pertemuan setelah tiga bulan yang penuh dengan rasa kangen akhirnya dirayakan dengan sebuah perjalanan. Dimana sebuah perjalanan ini penuh dengan keyakinan, cita-cita, mimpi, dan cinta. Perpisahan dan perjalanan yang mereka lewati ini ternyata telah membuat mereka menjadi manusia yang sesungguhnya, tidak hanya seonggok daging yang hanya bisa bicara, berjalan, dan punya nama.

Novel karangan Donny Dhirgantoro ini memberikan kepada para pembaca suatu ajakan untuk lebih mencintai tanah air yang kaya ini. Penggambaran tokoh-tokoh utama dalam cerita ini cukup spesifik membuat pembaca seolah-olah kenal dengan mereka. Walaupun konflik dalam cerita ini kurang, tetapi cerita ini merupakan cerita yang bagus karena ringan dan mudah dipahami. Didalam cerita ini banyak terdapat lirik-lirik lagu mancanegara sehingga jika tidak semua pembaca tahu bagaimana lagu dari lirik tersebut. Meskipun begitu, cerita ini diselingi dengan kata-kata dan kalimat yang dapat menunjukkan kepada para pembaca bagaimana makna hidup itu dan bagaimana kita menjalani hidup ini dengan sebaik-baiknya. Meskipun dalam novel ini tidak diterangkan apakah cerita didalamnya itu bersifat nyata secara keseluruhan atau hanya fiksi tetapi cerita ini telah mampu menghanyutkan pembacanya kedalam sebuah kisah yang bermanfaat bagi seorang manusia.

Sama halnya dengan novel-novel laris yang lainnya seperti Ayat-Ayat Cinta dan Laskar Pelangi, mudah-mudahan cerita dari novel ini secepatnya dapat diangkat ke layar lebar. ^^

Thursday, 19 November 2009

avenged sevenfold biography



“They’re cheesy. They sing nowadays; they should scream like they used to. They’re sellouts.” They fight. They fuck. They destroy hotel rooms. They’re misunderstood. They are warm. They are loyal. They are brave. They are authentic. They are disciplined. As musicians, the members of Avenged Sevenfold are definite virtuosos in a time when being accomplished artists seemingly means so little. They are inquisitive and never fully satisfied with their own work. They seek to grow and improve every day, regardless of the obstacles or costs involved. They are a rock band. They are rock stars. They are Avenged Sevenfold. Avenged Sevenfold, the album, is a self-produced effort. While the band shared co-production credit on 2005’s million-selling City Of Evil with Mudrock, this new album is solely their responsibility — and they’re primed to accept it. But attaining such stature didn’t arrive in an overnight jaunt. To the contrary, Avenged Sevenfold had been an integral part of the independent, underground rock scene years before breaking through on commercial radio. In fact, the Orange County, California-based act launched its career several years ago (they were barely out of high school) with the release of its debut in July 2001 of Sounding The Seventh Trumpet. Miles of van touring ensued, performing in tightly packed clubs, and sweating shoulder-to-shoulder on both national and international levels. Despite the truly D.I.Y. affair (which still found the fledgling act putting on an eye-opening, elaborate stage show), Avenged Sevenfold never offered anything less than a full-throttle set. The band released its second independent full-length in August 2003, Waking The Fallen, a couple years later, greatly expanding on its metal-based foundation and giving us a not-so-subtle nudge that something exciting was in the imminent forecast. Our suspicions were confirmed a couple years later, with Avenged Sevenfold’s breakthrough 2005 Warner Bros. debut, City Of Evil, featuring the wildly popular single “Bat Country.” That was the turning point for the fearless, genre-bending quintet that, after years of clocking in on the independent level, had finally advanced towards a milestone they had been seeking throughout their careers. A7X wrapped 18 months of relentless touring in October 2006 and immediately began writing Avenged Sevenfold. After the success of City Of Evil — where they proved they had truly captured the imagination of music fans of all shapes and sizes — they became the only band to headline Warped Tour and Ozzfest while simultaneously hitting Number One on MTV’s TRL. The natural question was whether the band would continue its creative odyssey or return to the formula that brought them such success on the last go-around. Thankfully, they continued their musical exploration without caving in to any outside influences. For this self-titled release, the act returned to the garage at M. Shadows’ parents’ home where these high-school friends had penned every other song in their discography. The band sought to delve into genres and recording techniques they had discovered on the road. For instance, they wanted to incorporate the narrative lyrics and biting guitar tones they’d admired in country music, as well as the powerful bottom end of hip-hop they felt would only add to the power of their music and message. “All those months on the bus we really weren’t finding new rock that was moving us,” says frontman M. Shadows. “Instead, we were listening to everything from Toby Keith to T.I., and finding elements we could incorporate into what we were doing to make our next record more interesting to us.” In the studio, Avenged Sevenfold enlisted engineers Fred Archambault and Dave Schiffman (System Of A Down, Johnny Cash, Red Hot Chili Peppers), and the team went to work. The resulting sound and rhythm of Avenged Sevenfold is, in a word, eclectic. Yet it’s still trademark A7X. “‘Scream’ has a groove we really wanted to inject into this record,” says guitarist Synyster Gates. “And on ‘Lost,’ you can hear the influence melodic bands like NOFX have always had on our band.” A7X composed the string sections, including the individual instrument orchestration, with the assistance of Marc Mann and Steve Bartek from Oingo Boingo (and who currently orchestrate for Danny Elfman). With the soaring strings in “Afterlife,” the haunting and theatrical performance of “A Little Piece Of Heaven,” or the gentle vocals of a child in “Unbound,” the band’s creative and varied approach is surprising. Percussionist Lenny Castro brought a dynamic to “Brompton Cocktail,” and noted pedal steel and banjo player Greg Leisz added a country flair to the song “Dear God.” Yet as Gates adds, “it’s the dueling guitars, Shadows’ voice and the Rev’s brutality that make every one of the songs sound like Avenged Sevenfold.”
Lyrically, Shadows was striving for something more personal on the new album. “I feel we all experience a certain inner conflict, the push and pull between how we think we should act, or want to act, and the temptations and human instincts that we often blame when we don’t end up being the person we want to be.”
In fact, the album’s first single, “Almost Easy,” focuses on more similar temptations. “Afterlife” addresses the notion of “memento mori,” or the need to remember that death may intervene before we have reconciled differences with friends or loved ones. These guys worked their asses off making Avenged Sevenfold (enlisting studio legend Andy Wallace to mix the record), literally sweating every detail with the same (if not stronger) conviction they had years earlier in trying to prove themselves to the masses. But it’s best you understand what was really going on during the three months these five best friends were holed up making Avenged Sevenfold.

history

Dear friends of this academy
Romeo is bleeding to death..
To see a friend bleed to death
What for, some kind of metaphor
That I can't see..
So I'll drink until I see it.

This sky will make me sick,
So I'll give up on you,
I'll give up on this.

Archers in your arches,
Raise your fingers for one last salute..
And bleed this skyline dry
Your history is mine.

So you want to hold me up and bring me down?
Yes, you want to hold me up and break me down

I don't care for your sweet scent
Or the way you want me more than I want you.
I don't care for your sweet scent
Or the way you want me more than I want you.

It's all mine..

never

your glad's my happinesss
your smile's my imagination
your sadness is my sorrow
your sickness is my calamity
your anger's my sin

but, your heart isn't mine
that had become other owned
coz, had you given to him

but, allow me just to admire,loving,and revere you in my dream honestly
my stiff will sturdy in this loneliness
coz I know, this pure feeling affect
eventhough just your shadow


Thursday, 12 November 2009

hypocrite

munafik, bicara soal hati nurani
rasanya ku tak pernah bohongi diri
bicara tentang kata hati
rasanya aku ingin terus memaki
omong omong soal kemunafikan
kita semua punya kekurangan
omong omong soal harga diri
kita semua belum tentu memiliki

tuhan,jangan biarkan aku jatuh jauh kedalam lembah nista yang semakin dalam
jangan biarkan aku terkurung dalam kehinaan dan kemunafikan
ku tak pantas masuk kedalam surga-Mu
ku juga tak tahan akan panasnya api neraka-Mu

don't blame me before you judge your self
hypocrite the autority of human behafe

when the sun rise from west
when the sin out of demon ass
we will pay what we have done before
through the pain, or no limit pleasure

makna idul adha

Makna dari Idul adha perlu menjadi teladan bagi umat Islam sekarang karena ada unsur keihlasan dan kesabaran yang dapat dijadikan sebagai bekal untuk mengarungi kehidupan yang penuh gangguan dan tantangan.Dalam kehidupan masa kini, memperingati Idul adha perlu dijadikan sebagai wahana intropeksi dan refleksi diri umat Islam.

peringatan Iduladha dengan melakukan penyembelihan hewan kurban oleh umat Islam merupakan upaya merunut sejarah Nabi Ibrahim dan puteranya Ismail dalam mentaati perintah dan ujian dari Allah.Iduladha yang juga disebut Idul qurban memiliki arti mendekatkan diri dan rasa keikhlasan menerima ujian dari Allah.Mengingat perintah Allah kepada Nabi Ibrahim itu, umat Islam sudah seharusnya merunut sejarah tersebut dengan melakukan pula penyembelihan hewan kurban seperti ketika Nabi Ibrahim diperintahkan Allah untuk menyembelih puteranya Ismail.
Karena ketaatannya kepada Allah maka Nabi Ismail dengan ikhlas segera mempersilakan ayahnya untuk menyembelihnya. Kemudian Allah menukarnya dengan seekor domba besar sebelum pisau Nabi Ibrahim menyentuh leher puteranya Ismail.